Sejak Gunung Kelud meletus 13 Pebruari 2014 yang lalu, kondisi waduk siman kering. namun setelah banjir lahar 17 Pebruari 2014 kondisi waduk siman dipenuhi dengan lumpur campur pasir.
Kamis, 27 Februari 2014
Senin, 24 Februari 2014
MATA SEGAR DENGAN CUCI MATA
JIKA setelah berkendaraan mata pedih, gatal, atau terasa mengganjal, solusinya mudah sekali.
cukup sediaka air dlam baskom lalu mata dicelupkan dalam air tersebut dan berkedip-kedip. Insya Allah mata kembali segar.
cukup sediaka air dlam baskom lalu mata dicelupkan dalam air tersebut dan berkedip-kedip. Insya Allah mata kembali segar.
Jumat, 21 Februari 2014
ANTARA BERKAT, TONJO’AN, DAN SONGGONGAN
Oleh: Rohadi*
Ketika ada
tetangga mengundang untuk menghadiri suatu hajatan atau kenduri, biasanya
pulang diberi makanan yang ditaruh pada tempat khusus seperti besek, takir,
atau hanya dibungkus daun pisang. Makanan itu kita menyebutnya dengan istilah berkat atau ambeng. Tapi kalau makanan tersebut dihantar oleh si punya hajat
pernikahan atau khitanan, sehari atau dua hari sebelum pelaksanaan resepsi
pernikahan/ khitanan, kita menyebutnya tonjo’an
(bukan tonjo’an yang berarti pukulan).
Umumnya para wanita yang menghadiri resepsi pernikahan/ khitanan, pulang
diberi makanan juga. Makanan yang terakhir ini biasa dinamakan songgongan.
Melihat
wadagnya berkat, tonjo’an, dan songgongan memang tak jauh beda. Ketiganya
merupakan sedekah berupa makanan dari orang yang punya hajat. Namun bagi yang
menerima, rasanya jauh berbeda. Kalau dirangking, yang paling disuka adalah berkat.
Beberapa orang
mengeluh tatkala menerima tonjo’an. Ini disebabkan ada beban keharusan buwuh setelah menerima tonjo’an. Bagi orang yang
berduit memang tidak ada masalah, tetapi bagi yang pas-pasan, akan lebih
mengeluh manakala tetangga, sanak saudara banyak yang akan melangsungkan
pernikahan/ khitanan.
Istilah buwah inilah yang harus kita ganti
dengan istilah yang lain, sedekah, misalnya. Tujuannya tidak lain agar hati
kita jadi ringan manakala mengeluarkan uang, beras, atau sembako lain kepada
orang yang punya hajat. Bukankah sedekah itu berpahala? Bukankah Nabi telah
mengajarkan bahwa kita diperintah bersedekah dalam keadaan lapang (kaya) dan
sempit (miskin)?
“Sesungguhnya amal perbuatan itu tergantung
pada niatnya”. Istilah buwuh ada
kesan membalas buwuhan si empunya
hajat kepada orang yang dulu pernah dibuwuhi.
Atau ada harapan besok kalau punya hajat biar ganti dibuwuhi. Kalau begini niatnya maka jelas tidak Nampak keikhlasannya.
Suatu amal yang
kita berikan/ kita lakukan jika tidak
ada keikhlasan maka tidak ada pahala. Kalau beramal tidak berpahala di akhirat
akan sengsara.
Jika orang
selalu resah, gelisah, atau mengeluh tatkala menerima tonjo’an, nyaris dalam setahun ia cuma bahagia tiga bulan saja,
yaitu pada bulan Ramadlan, Dzulqa’dah, dan Muharram, karena pada ketiga bulan
ini nyaris tidak ada orang yang menggelar pesta pernikahan.
Selebihnya,
sebilan bulan yang lain ia selalu gelisah karena banyak tentangga kanan kiri
sanak famili yang melangsungkan akad pernikahannya pada sembilan bulan Hijriyah
ini. Wah, dimana kebahagiaannya?
Persepsi harus
diubah. Ketika menerima tonjo’an atau
songgongan harus kita rasakan sebagai
rizeki dari Allah Ta’ala, sama rasanya ketika mendapat berkat. Maka harus kita syukuri. Kalau mau buwuh, itu urusan lain lagi, tidak perlu dihubungkan dengan tonjo’an. Antara tonjo’an dan buwuh adalah
dua hal yang berbeda.
Istilah buwuh (kalau membebani) bisa kita ganti
dengan istilah sedekah. Sama-sama
keluar uang 30 ribu, bisa kita sebut buwuh
bisa kita niati sedekah. Bila diniati sedekah, konsekuensinya harus
dikeluarkan dengan tanpa beban, ikhlas, Lillahi
Ta’ala.
Tinggal
bagaimana akhlak kita tatkala menerima
tonjo’an itu. Apakah tonjo’an diaggap sebagai undangan untuk buwuh? Ataukah sebagai dorongan untuk
besedekah?
MATA SEGAR DAN SEHAT DENGAN DAUN SIRIH
Jika mata terasa gatal,
atau habis dari perjalanan jauh, ada baiknya mencuci mata dengan ramuan ini:
ambil 5 lembar daun sirih segar yang agak tua, cuci bersih, sedikit diremas
dan taruh di piring. tambahkan sedikit garam lalu tuangkan air sampai agak
penuh. tunggu sekitar 10 menit, lalu cuci mata kita sebelah kanan dulu dengan
cara berkedip-kedip di air dalam piring tersebut.
terakhir, usap wajah dengan handuk bersih.
sebelum mengerjakan resep ini disarankan membaca basmallah terlebih dahulu,
Langganan:
Postingan (Atom)